Terlambatnya penyediaan fasilitas tersebut diakui, karena sebelumnya Pemkab HST berharap bantuan Pemprov Kalsel.
Tak masuk daftar rumah sakit yang memiliki laboratorium pemeriksa tes PCR sek Kalsel yang ditayangkan di website www.litbang.kemenkes.co.id, Rumah Sakit H Damanhuri (RSHD) Barabai menyatakan sedang proses merealisasikan fasilitas tersebut.
Terlambatnya penyediaan fasilitas tersebut diakui, karena sebelumnya Pemkab HST berharap bantuan Pemprov Kalsel.
“Informasi yang kami terima, pemerintahan sebelumnya berharap bantuan fasilitas tersebut ke Pemprov Kalsel. Ternyata Pemprov Kalsel juga sedang mengalami defisit anggaran, sehingga belum bisa memberikan bantuan,”kata Direktur RSHD Barabai, dokter Nanda Sujud Andi Yudha Utama, yang dikonfirmasi banjarmasinpost.co.id, Selasa (13/7/2021).
Meski demikian, setelah berkonsultasi dengan Bupati HST H Aulia Oktafandi, jelas Nanda diputuskan untuk menggunakan anggaran BLUD RSHD yang masih memiliki Silpa anggaran Rp 20 miliar.
Proses penggeseran RAB nya sendiri bakal dilakukan di APBD HST Perubahan yang akan datang.
“Saat ini kami sedang mencari vendor yang prosesnya dilakukan secara transparan melalui E-Katalog,”jelasnya.
Mengenai anggaran untuk membangun satu set bangunan serta sistem PCR, estimasi biayanya sekitar Rp 3 sampai 4 miiar.
Bupati HST kata Nanda memerintahkan agar fasilitas tersebut segera teralisasi, untuk mempermudah pelayanan bagi masyarajat HST.
Ditargetkan, dalam waktu dua bulan, pelayanan PCR pun sudah bisa dilakukan di RSHD.
Sementara masih dalam proses realisasi, Pemkab HST sedang menjajaki kerjasama dengan RS H Hasan Basry Kandangan dan RS Pambalah Batung Amuntai, untuk pengiriman sampel swab PCR tersebut sehingga tak lagi dikirim ke Banjarmasin.
Selama ini, tes PCR warga yang terindikasi covid-19 dikirim ke RS Ulin Banjarmasin, sehingga membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk mengetahui hasilnya.
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul :
Realisasikan Laboratorium PCR Sendiri, RSUD Damanhuri Gunakan Dana BLUD